Sabtu, 29 Mei 2010

Imarah Islam Afghanistan Rebut Wilayah Perbatasan Afghanistan-Pakistan


KABUL (Arrahmah.com) - Para pejabat Afghanistan mengatakan pasukan Amerika tidak cukup mampu untuk menangkal serangan mujahidin Imarah Islam Afghanistan yang telah merebut kembali sebuah kota dekat perbatasan Afghanistan timur.
Taliban menguasai Barg-e-Metal di Propinsi Nuristan, setelah pertempuran sengit melawan pasukan keamanan Afghanistan hari Sabtu (29/5).

Seorang anggota parlemen dari Nuristan, Hawa Nuristani Alam, mengatakan bahwa semua hubungan dengan kota tersebut telah diputus.

Nuristani mengatakan pasukan Afghanistan terpojok oleh serangan berat oleh ribuan mujahidin di daerah tersebut selama dua minggu terakhir.

Dia mengaku kecewa pada pasukan yang dipimpin Amerika karena gagal untuk menyediakan bantuan yang dibutuhkan polisi Afghanistan untuk menghadang dan melawan perlawanan mujahidin.

Juru bicara mujahidin Imarah Islam Afghanistan, Zabiullah Mujahid, memberikan keterangan mengenai kemenangannya. Ia mengatakan bahwa 28 polisi boneka Afghan tewas, sedangkan 8 lainnya telah disandera oleh pihaknya.

Invasi Amerika Serikat terhadap Afghanistan pada tahun 2001 diluncurkan dengan dalih membawa perdamaian dan stabilitas bagi negara tersebut. Namun, fakta yang dialami oleh rakyat Afghanistan dalam sembilan tahun ini membuktikan kejahatan AS yang tidak lagi bisa dimaklumi dan "keamanan dan stabilitas" tersebut hanya dalih AS untuk membenarkan penjajahannya di Afghanistan. (althaf/ptv/arrahmah.com)

Jumat, 28 Mei 2010

Membedah Makna ''Fi Sabililah'' dalam Al-Qur'an dan Hadits

Bismillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya.
Banyak pertanyaan seputar makna syar'i Fi Sabilillah yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam. Karenanya harus ada upaya menjelaskannya secara gamblang menurut pemahaman pada Salafus Shalih Ridwanullah 'alaihim.
Infak Fi Sabilillah
Kita awali pembahasan ini dengan sebuah ayat yang sering disalah pahami,
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
Sebab turunnya ayat ini yaitu ketika para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari kaum Anshar mulai enggan berinfak untuk Jihad fi sabilillah dan mereka lebih mengutamakan urusan pertanian mereka untuk memperbaikinya dan meninggalkan jihad, maka datanglah larangan dari Allah Ta'ala sebagaimana yang dijelaskan Abu Ayyub al-Anshari dalam sebuah hadits. Karenanya, makna menjerumuskan diri ke dalam kehancuran adalah sibuk mengumpulkan harta dan mengurusinya serta meninggalkan jihad. (HR. Muslim, al-Nasai, Abu Dawud dan al-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dari jalur Aslam bin 'Imran. Lihat Fathul Baari, Kitab al-Tafsir, VIII/185. Dan keterangan lebih lanjut silahkan baca: Meninggalkan Jihad: Menjerumuskan Diri dalam Kebinasaan).
Imam Bukhari menjelaskan dalam shahihnya tentang ayat di atas, "Ayat tersebut diturunkan berkaitan dengan nafaqah (infak). Kemudian dijelaskan oleh Ibnul Hajar dalam Fathul Baari tentang ucapan Imam al-Bukhari di atas, yaitu meninggalkan infak fi sabilillah 'Azza wa Jalla. (Fathul Baari: VIII/185)
Makna yang serupa dengan ayat di atas juga terdapat dalam firman Allah,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya fi sabilillah (di jalan Allah. . ." (QS. Al-Baqarah: 261) melalui penafsiran Ibnu Abbas dan Makhul radliyallah 'anhum. Ibnu Abbas berkata, "Dalam jihad dan haji, maka dirham yang diinfakkan dalam keduanya akan dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat. Karena inilah Allah Ta'ala berfirman, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji . . ."
Makhul berkata, "Yakni berinfak dalam urusan jihad, seperti menyiapkan kuda yang ditambat untuk berperang, menyiapkan persenjataan, dan selainnya." (Lihat tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut).
Hijrah dan Jihad
Sebagaimana yang firman Allah Ta'laa:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً
"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak." (QS. Al-Nisa': 100)
Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya, bahwa Fadhalah bin Ubaid al Anshari, salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- melewati dua jenazah. Salah seorang mereka meninggal dunia dalam medan perang terkena lemparan Manjanik dan seorang lainnya, meninggal (bukan karena serangan musuh). Orang-orang condong mengerumuni kuburan seorang yang terbunuh tadi, sementara Fadhalah duduk di sisi kuburan orang yang meninggal satunya. Lalu dikatakan kepada Fadhalah, "Engkau meninggalkan orang yang syahid dan tidak duduk di sisinya?" kamudian Fadhalah menjawab, "Aku tidak perduli akan dibangkitkan dari dua kuburan mana. Sesungguhnya Allah berfirman,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلًا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ
"Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun." (Tafsri IbnuKatsir III/201. Kisah ini juga diriwayatkan Ibnul Mubarak dalam kitabul Jihad)
Kalau kita perhatikan dalam kitabullah, kita dapatkan bahwa kalimat hijrah dan jihad sering bergandengan. Berikut ini beberapa hadits Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan bahwa hijrah itu untuk jihad.
Dari Abil Khair, Junadah bin Umayyah menyampaikan kepadanya bahwa beberapa laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berincang-bincang. Salah seorang mereka berkata, "Sesungguhnya hijrah telah selesai." Lalu mereka berbeda pandangan tentang hal itu. Kemudian Junadah pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Ya Rasulallah, sesungguhnya orang-orang berkata bahwa hijrah telah selesai. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya hijrah tidak akan terputus selama jihad masih ada." (Hadits shahih riwayat Ahmad)
Dari Abdullah bin Umar radliyallah 'anhuma berkata, Kami datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Para sahabatku masuk terlebih dahulu dan menyampaikan hajatnya, sementara aku pada urutan terakhir. Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apa hajatmu?" Aku menjawab, "Ya Rasulallah, kapan hijrah selesai?" Beliau menjawab, "Hijrah tidak akan terputus selama orang kafir masih diperangi." (HR. Nasai dan Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, namun yang ada adalah jihad dan niat. Apabila kalian diperintahkan berjihad, maka keluarlah berjihad'." (HR. Muslim)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, "Maksud tidak ada hijrah sesudah al-Fathu (penaklukan) adalah Fathu Makkah. Al-Khathabi dan lainnya berkata, "Hijrah adalah kewajiban diawal Islam bagi orang yang telah masuk Islam karena sedikitnya jumlah kaum muslimin di Madinah dan kebutuhan untuk bersama-sama. Ketika Allah sudah menaklukkan Makkah, maka manusia masuk Islam dengan berbondong-bondong. Karenanya, kewajiban hijrah ke Madinah telah habis dan hanya tersisa kewajiban jihad dan niat bagi orang yang melaksanakannya atau ketika musuh masuk menyerang."
Imam al-Thibbi rahimahullah dan lainnya berkata, "Bahwa hijrah yang bermakna meninggalkan negeri yang telah ditentukan (Makkah) menuju Madinah telah selesai, hanya saja meninggalkan negeri karena jihad akan tetap ada."
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Sesungguhnya kebaikan yang terputus dengan selesainya hijrah dari Makkah menuju Madinah bisa diperoleh dengan jihad dan niat yang baik. . . (Fathul Baari: VI/38-39)
"Fi Sabilillah" Menurut Pemahaman Salafus Shalih
Kita wajib menafsirkan Al-Qur'an dan Sunnah dnegan pemahaman para Salafus Shalih. Artinya, istilah-istilah ini harus kita sesuai dengan pemahaman orang-orang yang memiliki istilah tersebut. Misalnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan salah satu kelompok penerima zakat adalah fi sabilillah. Kalimat ini secara bahasa maknanya global, yaitu setiap amal yang dilakukan seseorang untuk mendapat pahala dari Allah. Dari sini, seseorang yang memberi makan (menafkahi) istrinya dengan mengharap pahala dari Allah termasuk fi sabilillah. Seseorang yang makan makanan dengan niatan untuk menguatkan badannya guna ibadah kepada Allah juga termasuk fi sabilillah. Maka apabila kita tafsirkan kalimat fi sabilillah seperti itu, maka seseorang boleh memberikan zakat kepada istrinya dengan niatan berharap pahala dari Allah, dan sudah termasuk fi sabilillah. Penafsiran secara linguistik atau lughawi semacam ini bisa menyebabkan kekufuran karena tidak boleh seseorang memberikan zakat untuk dirinya sendiri atau istrinya. Dan ini akan bisa merusak agama Allah.
Karenanya, dalam menafsirkan lafadz lughawi wajib mengembalikan dan mengikatnya dengan pemahaman generasi awal umat ini dan membatasinya dengan makna yang berlaku di tengah-tengah mereka.
Lalu apa pembatas dan ikatan yang digunakan syari'at dalam memaknakan kalimat "fi sabilillah?" pembatas dan pengikatnya adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Dirham yang engkau nafkahkan untuk dirimu sendiri, dan dirham yang engkau nafkahkan untuk istrimu, dan dirham yang engkau nafkahkan fi sabilillah. . . " dari sini kita pahami bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah membedakan antara apa yang dimakan sendiri oleh seseorang dan apa yang dinafkahkannya untuk istrinya serta apa yang dia infakkan fi sabilillah (di jalan Allah). Jadi, menurut istilah syari'at, apa yang dia nafkahkan untuk istrinya bukan termasuk fi sabilillah, walaupun menurut bahasa dia masuk kategori fi sabilillah.
Apa makna istilah yang berlaku di kalangan ulama salaf ketika mereka mengucapkan kalimat "fi sabilillah"? Apa makna yang berlaku dikalangan sahabat ketika mereka mengucapkan kalimat "fi sabilillah"? Kemudian ikatan apa yang ditentukan oleh syariat terhadap lafadz ini ketika kita mengucapkan "fi sabilillah"? jawabannya adalah jihad fi sabilillah. Inilah pendapat yang tepat dalam masalah ini.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah memperluas masalah ini ketika ditanya, "Apakah boleh seseorang memberikan hartanya dari zakat mallnya untuk berhaji? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Haji adalah fi sabilillah." Karenanya, kalimat fi sabilillah dipakai untuk haji dalam kondisi ini saja, tidak dalam setiap kondisi. Para sahabat bertanya tentang haji, karena mereka memahami haji, pada dasarnya, bukan termasuk fi sabilillah. Lalu mereka bertanya tentang haji, bolehkan berinfak untuk haji? Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Haji adalah fi sabilillah." Karenanya, dalam kondisi ini haji termasuk fi sabilillah dan haji tidak selamanya masuk dalam kalimat fi sabilillah menurut Al-Qur'an dan Sunnah, karena adat yang berlaku dikalangan sahabat dalam memahami fi sabilillah adalah jihad. (Disarikan dari khutbah Syaikh Abu Qatadah al Falisthini dengan judul 'Urf al-Shahabah fii fahmi Al-Qur'an)
. . . karena adat yang berlaku dikalangan sahabat dalam memahami fi sabilillah adalah jihad.
Menurut Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah, "Adapun kalimat Fi Sabilillah memiliki makna syar'i sendiri, yaitu qitaal (perang). Karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لَغَدْوَةٌ أَوْ رَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Sungguh pagi-pagi hari atau sore hari berangkat berjihad di jalan Allah lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dari sini, engkau keluar dari masjidmu lalu mendakwahi manusia termasuk fi sabilillah ... tidak, ini  termasuk mengeluarkan nash-nash dari maknanya yang syar'i. Makna pergi pagi-pagi atau di sore hari di jalan Allah adalah pergi pagi-pagi atau pada sore hari  ke peperangan, itu lebih baik dari dunia dan apa saja yang ada di dalamnya.
Makna pergi pagi-pagi atau di sore hari di jalan Allah adalah pergi pagi-pagi atau pada sore hari  ke peperangan, itu lebih baik dari dunia dan apa saja yang ada di dalamnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,


مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa yang tumbuh satu uban fi sabilillah (di jalan Allah), dia akan memiliki cahaya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, al-Nasai, dan al-Baihaqi dalam Sunan Kubranya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Shahihah, no. 2555) maknanya adalah di jalan jihad, yang sampai beruban karena menghadapi hiruk pikuk jihad.
Rasullullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَاعَدَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ بِذَلِكَ الْيَوْمِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah (di jalan Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka dengan puasanya tersebut sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Ahmad, Nasai, Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan al-Nasai, no. 2245) maknanya adalah di jalan jihad, puasa di dalam jihad. Jika tidak demikian maknanya, maka puasa orang muslim yang benar adalah fi sabilillah.
Kalau begitu, kalimat fi sabilillah, apabila dikehendaki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai makna tunggal adalah perang. (Tarbiyah Jihadiyah, Syaikh Abdullah Azam, II/117-118)
Kalau begitu, kalimat fi sabilillah, apabila dikehendaki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai makna tunggal adalah perang.
Imam al-Bukhari rahimahullah berkata, “Apabila kalimat fi sabilillah disebutkan secara global di dalam Al-Kitab dan Sunnah, akan bermakna jihad.” (Tafahiim al-Bukhari: II/80. Disebutkan oleh Syaikh Al-Mujahid Azhar dalam kitabnya Fadhail al-Jihad, hal. 56)
Ibnu Rusyd rahimahullah dalam Bidayatul Mujtahid menyebutkan, “Apabila kalimat fi sabilillah disebutkan secara global akan bermakna jihad.” 
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Ibnul Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari, bahwa kalimat fi sabilillah jika disebutkan secara global, pasti bermakna jihad.
Ibnul Jauzi berkata, “Apabila fi sabilillah disebutkan secara global, maka maksudnya adalah jihad.” (disebutkan oleh Ibnul Hajar dalam Fathul Baari)
Ibnu Daqiq al-‘Ied rahimahullah berkata, “Kebiasaan yang paling sering dalam pemakaiannya (fi sabilillah) adalah dalam jihad.” (Disebutkan dala fathul Baari jilid VI)
Al-Sarkhasi berkata, “Secara global, dipahami darinya (maksud fi sabilillah) adalah jihad.” Disebutkan sendiri oleh al-Sarkhasi dalam Syarah al-Siyar al-Kabir, jilid VI)
Imam Nawawi rahimahullaah berkata, “Secara dzahir maknanya (hadits pergi berjihad di pagi dan sore hari) tidak khusus pada pergi di waktu pagi dan sore hari dari negerinya, tapi pahala ini akan diperoleh pada setiap pagi dan sore hari dalam perjalanannya menuju peperangan. Begitu juga berada di medan peperangan pada waktu pagi dan sore hari, karena semuanya dinamakan fi sabilillah.” (Syarah Shahih Muslim, jilid ke-13) yakni dengan menggabung makna: Di jalan menuju perang dan di medan peperangan itu sendiri. (Dinukil dari Tarbiyah Jihadiyah wal Bina, DR. Abdullah Azam, II/118)
Makna Jihad
Jihad secara bahasa adalah bersungguh-sungguh, berberat-berat, dan bercapek-capek. Adapun menurut syar’i, maknanya adalah qital (perang).
Dari Amru bin ‘Anbasah radliyallaahu 'anhu berkata, ada seorang laki-laki bertanya, “Hijrah apa yang paling utama?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Jihad.” Dia bertanya lagi, “Apa itu jihad?” beliau menjawab, “Engkau memerangi orang kafir apabila engkau bertemu dengannya.” Dia bertanya lagi, “Jihad apa yang paling utama?” Beliau menjwab, “Siapa yang mengorbankan seluruh hartanya dan dialirkan darahnya.” (Disebutkan secara ringkas dari hadits shahih yang panjang yang marfu’ kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Imam al-Shan’ani berkata, Jihad adalah bentuk masdar dari jaahadta jihaadan, artinya telah sampai pada puncak bersusah-susah. Ini adalah makna lughawi. Sedangkan menurut syar’i, “Mengerahkan seluruh kemampuan/kesungguhan dalam memerangi orang kafir atau pemberontak.” (Subulus Salam: IV/41)
Ibnu Rusyd berkata, “Setiap orang yang mencapekkan dirinya dalam beribadah kepada Allah, sungguh telah berjihad di jalan-Nya. Hanya saja, bahwa jihad Fi Sabilillah apabila disebutkan secara global tidak berlaku kecuali pada memerangi orang-orang kafir dengan pedang sehingga mereka masuk Islam atau menyerahkan jizyah.” (Lihat ‘Umdah al Fiqh hal. 166 dan Muntaha al-Iradaat: I/302)
Setiap orang yang mencapekkan dirinya dalam beribadah kepada Allah, sungguh telah berjihad di jalan-Nya.
Hanya saja, bahwa jihad Fi Sabilillah apabila disebutkan secara global tidak berlaku kecuali pada memerangi orang-orang kafir dengan pedang sehingga mereka masuk Islam atau menyerahkan jizyah.
Ibnu ‘Arafah al-Maliki berkata, “Jihad adalah perangnya orang Islam terhadap orang kafir yang tidak memiliki ikatan perjanjian, untuk meninggikan kalimat Allah atau bertemu dengannya (di medan perang) atau dia memasuki negerinya (orang muslim).” (Haasyiyah Al-Banani ‘ala Syarah khalil II/106)
Ibnu Najam al Hanafi berkata, “Jihad adalah menyeru kepada agama al-Haq (Islam) dan berperang terhadap orang yang tidak mau menerima (menyambut seruan) dengan jiwa atau harta.” (Al-Bahru al-Raa’iq: V/76 juga dalam Fathul Qadiir milik Ibnu Hammam: V/187)
Imam al-Syairazi  berkata, “Jihad adalah qital (perang).” (Al-Muhadzab: II/227)
Imam al-Baajuuri al-Syaafi’i berkata, “Jihad: maknanya perang di jalan Allah." Lalu Ibnul Hajar berkata, “Dan menurut syara’: mengerahkan kesungguhan di jalan Allah.” (Fathul Baari, jilid VI)
Syaikh Abu al Mundzir al-Saa’idi hafidzahullah berkata, “Setiap kata jihad yang disebutkan oleh nash tentang makna jihad dengan selain makna ini (qital/perang) harus disertakan qarinah (keterangan) yang menunjukkan makna yang dimaksud. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
"Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya (Al-Qur'an) dengan jihad yang besar." (QS. Al-Furqan: 52) Qarinahya kata ganti dalam Bihi yang kembali kepada Al-Qur’an dan juga ayat ini adalah Makkiyah, pada saat itu belum disyariatkan jihad.
Contoh lainnya dalam sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, ففيهما فجاهد, “Pada keduanya kamu berjihad”, ditujukan bagi laki-laki yang datang kepada beliau ingin berjihad. (Mutafaq ‘alaih dari Abdillah bin Amru radliyallaahu 'anhu.
Mencapekkan diri dengan mengurusi kedua orang tua disebut jihad ditinjau dari masalah yang akan ditimbulkan ketika dia pergi berjihad dengan meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah tua, setelah minta izin kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Seolah-olah ada kiasan di antara keduanya, bahwa fungsi dari jihad adalah menghilangkan bahaya yang ditimbulkan musuh sedangkan mengurusi orang tua mendatangkan manfaat terhadap orang tua.
Bahwa kalimat jihad, apabila disebutkan secara global dalam kitabullah dan Sunnah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan perkataan fuqaha’, maka dibawa kecuali kepada perang.
Abu Qatadah al-Falisthini berkata, “Ijma’ itu terakui sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Rusyd. Bahwa kalimat jihad, apabila disebutkan secara global dalam kitabullah dan Sunnah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan perkataan fuqaha’, maka dibawa kecuali kepada perang. Walau kalimat jihad secara bahasa bermakna mengerahkan kesungguhan dalam rangka menggapai sesuatu atau menolak sesuatu, yang diikat fi sabilillah untuk menunjukkan membela Allah. Kalau begitu, segala sesuatu yang diusahakan seseorang untuk menggapai sesuatu dengan niatan mendapat ridla Allah masuk dalam pengertian jihad secara bahasa. Namun, tidak boleh dijadikan makna pokok. Karenanya, tidak boleh menggunakan makna umum ini untuk menyebut jihad. Seharusnya makna lafadz jihad fi sabilillah dibawa kepada makna yang dipahami dan berlaku penggunaan oleh generasi awal umat ini. Wallahu a’lam bil shawab.
(PurWD/voa-islam.com)
Ditulis oleh Zaid Mahmud dari Majalah Nida’ul Islam. Diterjemahkan dengan sedikit tambahan oleh Badrul Tamam.
Tulisan Terkait:

Pelajaran dari Shahabat Thalhah 'Si Burung Elang di Perang Uhud'

KALA itu, masa generasi terbaik, generasi yang mampu memberikan cahaya terang di tengah pekatnya kegelapan. Pengukir sejarah perjuangan gemilang. Gagah dengan kewibawaan Islam dan kokoh karena kekuatan iman.

Hari itu perang Uhud, Thalhah Ubaidilah, “si burung elang perang Uhud”, begitulah julukan yang diberikan oleh Rasulullah kepadanya. Kisah hebat yang tentunya sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya.

Diceritakan, ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah SAW dalam bahaya akibat pasukan pemanah tidak disiplin dalam menjaga pos-pos di bukit, pasukan musuh bagai kesetanan merangsek maju untuk mengejar para mujahidin dan Rasulullah saw. Semua musyrikin berusaha mencari Rasulullah. Dengan pedang-pedang mereka yang tajam dan mengkilat, mereka terus mencari, para shahabat dengan sekuat tenaga melindungi.

Mereka pun rela terkena sabetan, tikaman pedang, tusukan tombak dan anak panah. Tetapi para sahabat tetap bertahan melawan kaum musyrikin Quraisy. Hati mereka berucap dengan teguh, "Aku korbankan ayah ibuku untuk engkau, ya Rasulullah". Pertempuran pun terus berlanjut. Tak terpikir oleh mereka untuk mundur sebagai pengecut. Hanya ada dua pilihan, hidup mulia atau mati sebagai syuhada.

Thalhah adalah salah satunya. Diayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat lincah ke arah Rasulullah yang tubuhnya berdarah. Dipeluknya Beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada di tangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya. Ia tak akan membiarkan senjata-senjata tajam musuh mengenai tubuh kekasihnya, meskipun dengan itu dirinya menjadi menderita.

Alhamdulillah, Rasul pun selamat. Kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka mengira sang nabi telah tewas, padahal selamat, walaupun dalam keadaan luka-luka. Para shahabat menjadi lega, sebelumnya mereka sangat khawatir terjadi apa-apa dengan seseorang yang paling dikasihinya.
…Saat ini Islam sedang dihinakan, apakah kita hanya diam dan berpangku tangan, ataukah kita mau untuk bangkit berjuang demi kemuliaan Islam…
Kemudian Rasulullah  dipapah Thalhah menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Thalhah, seraya berkata, "Aku tebus engkau Ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku."

Nabi tersenyum dan Bersabda: "Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh…." Yang dimaksud Rasulullah adalah memperoleh surga.

Sungguh peristiwa yang sangat luar biasa, suatu ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq RA pernah berkata, "Perang Uhud adalah harinya Thalhah. Pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah SAW. Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami: "Lihatlah saudaramu ini." Pada waktu itu aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus." Subhanallah!

Sebuah pelajaran berharga dari shahabat Thalhah, pahlawan Islam yang gagah berani, rela berkorban apa saja demi Allah dan Rasul-Nya, untuk kemuliaan agamanya. Karena ia tahu, nilai dunia itu tak ada apa-apanya, akhiratlah masa depan yang sesungguhnya. Berbahagialah Thalhah, ia mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya.

Semoga kita bisa meneladani sikap shahabat Thalhah, bukannya menjadi singa-singa yang terkulai, lemah tak berdaya, bertekuk lutut pada gemerlapnya dunia.

Saat ini Islam sedang dihinakan, apakah kita hanya diam dan berpangku tangan, ataukah kita mau untuk bangkit berjuang demi kemuliaan Islam. [Ali Mustofa/voa-islam.com]

Kamis, 27 Mei 2010

Anak Menjadi Mujahid Islam yang Tangguh

KETIKA berita tentang tentara Salibis yang telah bersiap untuk meluluhlantakkan Islam sampai kepadanya, Abu Qudamah ASy-Syami bergerak cepat menuju mimbar masjid. Dalam pidato yang emosional dan bertenaga, Abu Qudamah membakar semangat masyarakat muslim untuk mempertahankan tanah air mereka, dengan jihad fi sabilillah. Tak lama setelah dia meninggalkan masjid, menuruni lorong sempit dan gelap, tiba-tiba seorang wanita menghentikan langkahnya dan berkata, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah!” Abu Qudamah berhenti, dan tidak menjawabnya.
Wanita itu mengulangi lagi salamnya, seraya menambahkan, “Hal demikian bukanlah tindakan yang seharusnya dilakukan orang shalih.” Lalu wanita itu berjalan selangkah mendekati bayangan Abu Qudamah. “Aku mendengar engkau di masjid memotivasi orang-orang beriman untuk pergi berjihad, dan yang aku punya hanyalah ini,” tuturnya seraya menyeragkan dua buah kuncir yang dipotong dari rambutnya. Wanita itu meneruskan, “Ini bisa digunakan sebagai tali kendali kuda. Semoga Allah menetapkan diri sebagai salah seorang yang pergi berjihad.
Pada hari berikutnya ketika penduduk perkampungan muslim telah bersiaga untuk berkonfrontasi dengan laskar Kristen, tiba-tiba seorang anak kecil berlari ke kerumunan dan berdiri di hadapan kuda yang ditunggangi Abu Qudamah. “Demi Allah, aku memohon kepada engkau agar mengizinkanku untuk bergabung ke dalam pasukan,” terang anak kecil itu. Tak ayal, beberapa mujahid yang lebih tua menertawakan anak tersebut. “Nanti kuda akan menginjak-injak engkau,” ejek yang lain.
Akan tetapi Abu Qudamah menatap dalam-dalam kedua matanya, lalu bocah kecil itu berkata lagi, “Demi Allah, izinkan aku untuk bergabung.” Abu Qudamah menimpali, “Tapi dengan satu syarat, jika engkau terbunuh, maka engkau akan membawaku ke surga bersama orang-orang yang engkau masukkan ke dalam syafaat (syahid)mu.” Anak itu lantas tersenyum sembari berucap, “Itu adalah janji.”
…Dia menggapai tingkatan ketakwaan maksimal, yang mana dia rela mengorbankan rambutnya, ketika hari ini banyak wanita memperindah rambut mereka untuk meniru orang-orang kafir…
Tatkala dua pasukan bertemu dan tensi pertempuran semakin meninggi, anak kecil yang dibonceng di belakang Abu Qudamah itu meminta, “Demi Allah aku meminta kepadamu untuk memberiku tiga anak panah!” Abu Qudamah menjawab, “Engkau akan menyia-nyiakannya.” Anak itu mengulangi lagi, “Demi Allah, aku meminta kepadamu untuk memberiku anak panah.”
Lalu Abu Qudamah pun memberinya tiga anak panah, lantas anak itu mulai membidik. “Bismillah,” ucapnya. Kemudian anak panah pertama itu melesat dan membunuh seorang tentara Romawi. “Bismillah,” ucapnya kedua kali. Lalu anak panah kedua melesat dan menewaskan seorang tentara Romawi lagi. “Bismillah,” ucapnya lagi. Kemudian anak panah terakhir itu pun menyungkurkan seorang tentara Romawi lainnya.
Tak lama setelah itu, sebuah anak panah melesat menembus dada anak kecil itu, membuatnya jatuh terpelanting dari kuda. Sontak Abu Qudamah pun loncat dari kudanya dan mendekati anak itu, lalu mengingatkannya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, “Jangan melupakan janji!” kemudian anak itu meraih sakunya, dan mengeluarkan sebuah kantong seraya berujar, “Tolong kembalikan ini kepada ibuku.” “Siapa ibumu?” tanya Abu Qudamah. Anak itu berkata dengan terengah-engah, “Wanita yang kemarin memberimu dua buah kuncirnya.”
Demikian kisah teladan mujahid Islam yang dikisahkan Ibnul Jauzi dalam Shifat Ash-Shafwah. Kisah wanita yang memotong kuncirnya tersebut dikomentari Ibnul Jauzi sbb: “Wanita ini niatnya baik, namun caranya keliru karena dia tidak tahu bahwa perbuatannya itu –yakni memotong kuncirnya– terlarang, karenanya dalam hal ini kita hanya menyoroti niatnya saja.” (Shifat Ash-Shafwah, 1/459)
Renungkanlah wanita tersebut; bagaimana dia menggapai tingkatan ketakwaan maksimal, yang mana dia rela mengorbankan rambutnya, ketika hari ini banyak wanita memperindah rambut mereka untuk meniru orang-orang kafir. Dan dia juga pasrah mengorbankan anaknya, ketika dewasa ini para wanita justru sanggup mati asalkan anak-anak mereka bersama mereka. Ya, wanita dalam kisah di atas menghabiskan hidupnya dalam ketaatan kepada Allah, dan ketika ujian itu datang, dia dengan mudahnya melewatinya. Bukan hanya dirinya yang sanggup melewati ujian tersebut. Anak lelaki yang telah didiknya pun bersinar dengan kemilau keimanan seperti ibunya.
…Sejarah Islam diwarnai dengan banyak wanita beriman yang sukses mencetak mujahid tangguh dan para pembela Islam. Mereka patut ditiru. Mereka adalah teladan sempurna…
Sejarah Islam diwarnai dengan banyak wanita beriman yang sukses mencetak pribadi-pribadi tangguh dan para pembela Islam. Mereka patut ditiru, karena mereka adalah teladan sempurna. Kita mungkin pernah mendengar kisah tentang seorang pemuda dengan seorang raja kafir. Yaitu ketika seluruh penduduk desa berbondong-bondong memeluk Islam dikarenakan syahidnya pemuda tersebut, maka raja memerintahkan supaya di setiap jalan digali parit dan dinyalakan api. Lalu setiap penduduk ditanya tentang agamanya, jika dia telap setia kepada agama raja, maka dibiarkan. Akan tetapi jika dia tetap beragam dengan agama si pemuda (percaya kepada Allah), maka akan dimasukkan ke dalam parit api itu.
Maka orang berjejal-jejal saling dorong untuk masuk ke dalam parit api itu, disebabkan keyakinan mutlak mereka terhadap akidah sang pemuda yang syahid. Sehingga tiba giliran seorang wanita menggendong bayinya yang masih menyusu, ketika bayinya diangkat oleh pengikut-pengikut raja untuk dimasukkan ke dalam parit api itu, wanita itu hampir menuruti mereka untuk murtad, karena merasa kasihan kepada anaknya yang masih bayi. Tiba-tiba bayi itu berkata dengan suara lantang, “Bersabarlah wahai ibuku, karena engkau sedang mempertahankan yang benar.” Akhirnya, wanita mukminah itu masuk ke dalam parit api bersama bayi yang digendongnya.
Mengenai hal ini, Allah berfirman, “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Al-Buruj 8-9).
…Melalui pembinaan Al-Khansa yang dikenal sebagai ibunda para syahid, keempat anak lelakinya tampil menjadi pahlawan Islam yang terkenal. Ia mendorong keempat anak lelakinya tentang kemuliaan gugur syahid di medan Al-Qadisiyah…
Dan salah satu sosok mukminah yang sudah tak asing lagi adalah Al-Khansa yang dikenal sebagai ibunda para syahid. Dia menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As-Sulami. Dari pernikahan itu dia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melalui pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak lelakinya ini tampil menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Hal itu dikarenakan dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di medan Al-Qadisiyah.
Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan sengit di rumah Al-Khansa. Di antara keempat putranya telah terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Keempatnya saling tunjuk menunjuk kepada yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang melawan musuh fi sabilillah.
Rupanya, pertengkaran mereka itu telah terdengar oleh ibunda mereka, Al-Khansa. Maka Al-Khansa mengumpulkan keempat anaknya dan berkata:
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu.
Jika kalian telah melihat perang, singsingkanlah lengan baju dan berangkatlah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akhirat. Negeri keabadian.
Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. Inilah  kebenaran sejati, maka untuk itu berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati.
Wahai anakku, carilah maut niscaya dianugrahi hidup.”
Pemuda-pemuda itu pun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang mati-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari tubuh-tubuh mereka. Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun dia tidak merasa sedih dan kaget. Bahkan ia berkata, “Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggilku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.”
…Ketika Al-Khansa, mendengar kesyahidan semua anaknya, sedikitpun dia tidak merasa sedih dan kaget. Bahkan ia berkata, “Alhamdulillah, Allah telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku…
Inilah mengapa Al-Khansha dijuluki ibunda para syahid (ummu syuhada). Namun bukan gelar sebagai Ummu Syuhada ini yang dia cari, melainkan keridhaan dari Allah SWT. Diberi gelar ataupun tidak adalah sama baginya, dia akan tetap memotivasi anaknya untuk tetap tegar di medan perang, dan rela melepas mereka semua pergi menuju kampung abadi dengan gelar sebagai syuhada.
MENCETAK PARA MUJAHID TANGGUH
Seandainya semua ibu dewasa ini memiliki orientasi hidup dan prinsip sebagaimana para ibunda dalam kisah di atas, maka dunia Islam akan melihat para pahlawan dan pejuang yang siap memperjuangkan Islam.
Namun, pada zaman ini, peran ibu seolah tergantikan oleh para pembantu, baby sitter, atau dititipkan di tempat penampungan anak (day care). Betapa banyak ibu yang lebih fokus dan ambisius pada karier mereka sehingga perhatian dan kasih sayang pada anak pun berkurang bahkan hilang. Tidak jarang pula dijumpai banyak para ibu yang memiliki banyak waktu bersama anak namun merasa bingung apa yang harus dilakukan untuk mengasah potensi buah hatinya.
Dua kondisi tersebut menunjukkan minimnya pemahaman seorang ibu tentang perannya dan optimalisasi perannya, yaitu berusaha melahirkan generasi mulia; generasi para mujahid. Tentunya, menjadi ibu pencetak mujahid meniscayakan proses pembelajaran, di antaranya adalah:
1. Bagaimana dia bisa memberikan pendidikan dan pengajaran terbaik pada anak-anaknya, meliputi pemahaman akidah yang benar, syariat yang komprehensif, dan akhlak terpuji.
…pendidikan dan pengajaran terbaik pada anak-anaknya, meliputi pemahaman aqidah yang benar, syariat yang komprehensif, dan akhlak terpuji…
2. Bagaimana agar anak-anaknya selalu memberikan respon positif kepada ibu mereka.
3. Bagaimana menampilkan pesona sejati ibu shalihah dan anak-anak yang shaleh serta shalihah?
4. Bagaimana ibu dan anak-anaknya dicintai Allah dan Rasul-Nya
5. Bagaimana ibu menemukan rahasia metodologi dan epistemologi dalam mencetak generasi mujahid, berdasarkan manhaj ahlussunnah wal jama’ah dan paradigma tha`ifah manshurah (kelompok yang selamat).
6. Terakhir, bagaimana menghadirkan suasana ‘perjuangan setiap hari' di rumah. Dalam artian, anak-anak harus diberi pemahaman bahwa antara kebenaran dan kebatilan senantiasa bertarung, dan kebenaran harus bisa melenyapkan kebatilan, dalam setiap ranah kehidupan.
…Hadirkan suasana ‘perjuangan setiap hari' di rumah. Anak-anak harus diberi pemahaman bahwa antara kebenaran dan kebatilan senantiasa bertarung. Dan kebenaran harus bisa melenyapkan kebatilan…
Guna merealisasikan hal-hal di atas, syariat Islam kaffah (integral) memberikan peranti-peranti yang dibutuhkan oleh ibu untuk belajar menjadi pencetak generasi mujahid. Pertama, ilmu Allah dengan Islam yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Kedua, teladan yang baik bagi para manusia, khususnya muslim dan muslimah dalam mendidik generasi mujahid, yakni Rasulullah, para shahabat dan shahabiyah, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in, serta para ulama Salafus-Shaleh lainnya. Sementara hal-hal teknisnya bisa diketahui dan dipelajari dari berbagai majlis ilmu dan buku-buku keislaman yang bermanhaj lurus.
Demikianlah, semoga dalam waktu dekat kita akan menyaksikan munculnya para mujahid dari para ibunda seperti Al-Khansha dan lainnya. Sehingga mereka dapat tampil memberangus kebatilan, kemaksiatan kemusyrikan, hal-hal bid’ah, atau meruntuhkan hukum thaghut yang berkuasa. Amin! [ganna pryadha/voa-islam.com]

Rabu, 26 Mei 2010

Istana Kepresidenan Somalia Diserang Mujahidin


MOGADISHU (Arrahmah.com) - Al Shabab Mujahidin telah menembakkan sejumlah mortar ke istana presiden Somalia, dan memicu pertempuran yang menewaskan setidaknya 14 orang, BBC melaporkan pada Minggu (23/5).
Pasukan Pemerintah, yang didukung oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, membalas tembakan untuk mempertahankan diri dari serangkaian tembakan dari Al Shabab.

Pada saat yang sama, presiden Somalia Sharif Ahmed sedang berada di Turki untuk menghadiri konferensi perdamaian.

Pemerintahan Sharif yang selama ini ditopang oleh PBB dinilai gagal untuk mengendalikan Somalia. Sejumlah wilayah di Somalia telah jatuh ke tangan mujahidin, dan sering terjadi pertempuran sengit antara mujahidin dengan pasukan AMISOM yang ditugaskan di Somalia dengan dalih untuk mengembalikan stabilitas negara itu.

Somalia telah diguncang oleh kekerasan selama lebih dari dua dekade dan ratusan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka, menciptakan keadaan darurat yang dinilai sebagai salah satu kondisi terburuk di dunia kemanusiaan. (althaf/bbc/arrahmah.com)

Polisi Somalia Bersiap Gempur Mujahidin Al Shabaab

MOGADISHU (voa-islam.com): Kolonel Abdullahi Hassan Barise, juru bicara departemen kepolisian pemerintah transisi mengadakan jumpa pers di Mogadishu pada hari Selasa kemarin dan mengatakan mereka berencana akan menyerang posisi kelompok Al Shabaab dan Hizbul Islam di Mogadishu.

Juru bicara itu mengatakan bahwa pasukan mereka telah tersusun dan hanya menunggu perintah dari otoritas tinggi pemerintah Somalia. Mereka bertujuan untuk mengambil alih seluruh pejuang Islam dan Harakat Al Shabaab dan Hizbul Islam.

"Kami telah menyiapkan pasukan kami. Kami hanya menunggu perintah selanjutnya. Kemudian kami akan melakukan pekerjaan kami. Kami ingin bisa membersihkan administrasi pemeritahan dari Mogadishu secepatnya," kata Kolonel Barise.

Beberapa hari terakhir, Al Shabaab menyatakan mereka telah menyita dan menguasai lebih banyak lagi wilayah di Mogadishu. Untuk itu pemerintah transisi Somalia melalui juru bicaranya Kolonel Barise mengatakan kepolisian Mogadishu akan melakukan serangan besar terhadap Harakat Al Shabaab.

[za/mar]voa-islam.com/

Seruan Anwar Al Awlaki Untuk Membunuh Sipil Amerika

Ulama kelahiran Amerika yang telah menyerukan agar umat Islam membunuh tentara Amerika kembali menyerukan pembunuhan terhadap warga sipil Amerika, pernyataan ini dirilis dalam sebuah video oleh Al Qaidah cabang Yaman.

Mengenakan jubah model Yaman berwarna putih dengan jas hitam dilengkapi belati jambiyah tradisional di ikat pinggangnya, Syaikh Anwar Al-Awlaki muncul dalam video sepanjang 45 menit yang mulai diposting hari Ahad kemarin, dalam videonya Al Awlaki membenarkan kematian warga sipil Amerika dan menyatakan bahwa Amerika Serikat dengan sengaja telah membunuh satu juta warga sipil muslim di Irak, Afghanistan dan di tempat-tempat lain.

"Warga sipil Amerika yang bersalah," katanya, "karena orang-orang Amerka pada umumnya telah ambil bagian dalam hal ini dan mereka memilih pemerintahan ini dan mereka turut membiayai perang."

"Mereka yang mungkin bisa terbunuh di pesawat hanyalah setetes air di laut," katanya dalam video tersebut, mengacu pada upaya serangan-serangan terhadap warga sipil Amerika menggunakan pesawat terbang.

Al-Awlaki yang lahir di kota New Mexico saat ini diyakini sedang "bersembunyi" di tempat orang tuanya di Yaman. Al Awlaki pernah menggunakan situs pribadinya untuk mendorong umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh pasukan Amerika di Irak.

Dia muncul dan dianggap inteljen Amerika sebagai seorang perekrut bagi kelompok Al Qaidah dan para anggotanya yang terlibat dalam serangan 11 September, penembakan di sebuah pangkalan Angkatan Darat Amerika di Fort Hood, Texas November lalu dan upaya peledakan sebuah pesawat tujuan Detroit Amerika oleh seorang pemuda asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab.

Bagi pejabat Amerika, Awlaki mendapat perhatian khusus karena ia adalah salah satu dari beberapa ulama yang mampu berbahasa Inggris lancar dan dapat menjelaskan kepada pemuda Muslim Amerika dan negara-negara Barat lainnya mengenai penjelasan Jihad dalam Islam.

Peran langsung Al-Awlaki dalam Al Qaidah, jika ada masih belum jelas. Amerika Serikat menyatkan ia adalah anggota aktif dalam kelompok tersebut, meskipun anggota suku Awlaki di Yaman membantah hal tersebut.

Namun, dalam video yang dirilis hari Ahad tersebut sepertinya menjelaskan hubungan antara ulama tersebut dan Al Qaidah.

Video tersebut diproduksi oleh sayap media Al Qaidah di Semenanjung Arab, yang menyebut ini adalah rekaman wawancara pertama bersama Al Awlaki.

Satu bulan sebelum penembakan Foot Hood yang menewaskan 13 orang, Al-Awlaki saling berkirimg e-mail dengan orang yang diduga pelaku penembakan bernama Mayor Nidal Malik Hasan. Hasan mulai tertarik setelah mendengar ceramah Al-Awlaki di internet, dan ia mendekatinya untuk meminta nasihat agama.

Pemerintah Yaman juga mengatakan bahwa Al-Awlaki diduga melakukan kontak dengan Umar Farouk Abdulmutallab yang bepergian ke Yaman pada akhir tahun lalu, dalam sebuah video yang beredar bulan lalu dari media Al-Malahim terlihat Abdulmutallab sedang ikut dalam pelatihan militer Al Qaidah Semenanjung Arab.

Dan pada video hari Ahad kemarin, Al Awlaki memuji-muji pemuda tersebut dan menyebutnya sebagai "muridnya."

Dan berbicara mengenai Hasan, ulama itu berkata, "Apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang heroik dan besar ... Saya meminta agar setiap Muslim yang berdinas di Angkatan Darat Amerika untuk mengikuti jejaknya..."

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan pada hari Ahad bahwa Amerika Secara Aktif masih berusaha mencari Al-Awlaki.

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan Minggu bahwa AS adalah "secara aktif berusaha mencari" al-Awlaki.

"Presiden akan terus mengambil tindakan langsung pada teroris seperti Awlaki dan menjaga negara kita aman dari pembunuh seperti mereka," kata Gibbs di acara "Face the Naion" CBS.

Ali Mohammed al-Ansi, kepala keamanan nasional Yaman dan kepala kantor kepresidenan mengatakan dalam sambutannya yang dipublikasikan hari Ahad di surat kabar nasional Yaman bahwa pasukan keamanan negara itu akan terus mengejar Al-Awlaki sampai ia menyerah atau tertangkap.

Yaman telah menyatkan jika pasukan keamanan menangkap Al Awlaki maka ia akan diadili di tanah Yaman.

Al Awlaki dilahirkan pada tahun 1971 di New Mexico. Ayahnya, Nasser Al-Awlaki datang ke Amerika untuk belajar pertanian saat itu, kemudian kembali ke Yaman dengan keluarganya dan menjabat sebagai menteri pertanian. Sang ayah kemudian menjadi tokoh terkenal di Yaman, ia mengajar di universitas Sana'a.

Al Awlaki muda kembali ke Amerika Serikat pada 1991 untuk belajar teknik sipil di Colorado State University, kemudian belajar di Universitas San Diego, dilanjutkan dengan kerja doktoral di Universitas George Washington, di Washington DC.

Ia juga menjadi seorang khotib yang berkhotbah du masjid-masjid California dan Virginia sebelum kembali ke Yaman pada tahun 2004.

"Kita mempunyai lebih banyak kebebasan di Amerika dibandingkan di negara muslim," katanya dalam video hari Ahad. "Tapi ketika Amerika mulai merasakan bahaya dengan Islam, batas kebebasan mulai menegang, dan setelah serangan 9 / 11 tidak mungkin untuk tinggal di Amerika sebagai seorang Muslim."


"Adapun kepada orang-orang Amerika, saya tidak akan menyerah kepada mereka," kata al-Awlaki. "Kalau Amerika menginginkan saya, biarkan mereka datang dan mencari saya sendiri. Allah adalah pelindungku," katanya dalam video tersebut.

[muslimdaily.net]

Selasa, 25 Mei 2010

Jerman: Kebijakan Barat Di Afghanistan Gagal Total

BERLIN (Berita SuaraMedia) – Sekelompok ahli dari pusat penelitian terkemuka di Jerman, seperti HSFK, IFSH, dan INEF, yang menangani keamanan dan politik internasional, mempersembahkan “Laporan Perdamaian 2010”.
Penulis laporan menyimpulkan bahwa kebijakan negara-negara Barat, terutama Jerman, di Afghanistan gagal total.
“Hasil dari perang selama sembilan tahun di Afghanistan sangat menghancurkan,” ujar dokumen tersebut. Setelah kejatuhan Taliban, Barat, termasuk Jerman, tidak pernah berhasil menciptakan struktur negara yang berfungsi secara normal, kecuali untuk beberapa kota, di Afghanistan.
Pemerintah Afghan sangat lemah dan korup, dan masyarakatnya terpecah-pecah.
Penulis laporan mengindikasikan bahwa kepentingan negara-negara tetangga terlalu bertentangan untuk memiliki efek menstabilkan.
Para pakar menyebut dimulainya negosiasi dengan Taliban sebagai salah satu syarat untuk stabilisasi situasi di Afghanistan.
Terlebih lagi, menurut mereka, karakteristik tradisional dari struktur masyarakat Afghan harus menjadi pertimbangan, dan akan diremehkan bahwa di dalam proses penyelesaian damai perlu untuk meninggalkan sejumlah standar demokratis, penting bagi Barat.
Para ahli mendesak untuk fokus pada penguatan lembaga kepemerintahan dan struktur kekuasaan Afghan, daripada memperluas pertempuran melawan Taliban.
Bertempur melawan Taliban dan melindungi warga sipil, dalam pandangan mereka, pada dasarnya tidak sejalan.
Mereka menyarankan Jerman untuk mengikuti jejak Belanda dan Kanada, yang berniat untuk mengakhiri keikutsertaan mereka dalam operasi pertempuran tanpa menarik pasukan dari Afghanistan. Dengan melakukannya, beberapa negara NATO berharap dapat melepaskan diri dari serangan Taliban.
Dalam hal ini, posisi penulis laporan sangat berlawanan dengan rencana pemerintah Jerman, yang tidak hanya meningkatkan kekuatan pasukan pendudukan Bundeswehr dengan tambahan 850 tentara di tahun 2010, tapi juga berniat memperkuat persenjataannya untuk memerangi Mujahidin dengan lebih efektif.
ACS PzH 2000, mampu menyerang target dalam jarak jauh, dan tambahan kendaraan lapis baja, akan dikirimkan ke Afghanistan dalam waktu dekat, dan di bulan Juni 2010 Bundeswehr di Afghanistan akan menerima lebih dari 50 helikopter tempur.
Sementara itu, sebuah konferensi damai, atau jirga, untuk memperkuat konsensus nasional tentang bagaimana berdamai dengan Taliban akan digelar akhir bulan ini di Kabul.
Koran Inggris The Guardian melaporkan baru-baru ini bahwa Afghanistan mengusulkan untuk menawari para pemimpin top Taliban pengasingan  jika mereka sepakat menghentikan pertempuran melawan pemerintah. Koran itu merujuk pada sebuah dokumen yang menyebutkan bahwa pemimpin pemberontak memiliki kemungkinan untuk diasingkan di negara ketiga. Dokumen itu juga menyerukan untuk kelas-kelas deradikalisasi bagi para pasukan perlawanan dan ribuan lapangan kerja bagi pejuang Taliban yang menyerahkan senjatanya.
Dalam sebuah pergeseran strategi, kebanyakan negara Barat kini menerima bahwa solusi politik apa pun untuk konflik Afghanistan harus mencakup unsur-unsur moderat dari Taliban. Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, menggalang dukungan untuk “program keluar” bagi pejuang Taliban yang didanai oleh komunitas internasional. (rin/kc/dw) www.suaramedia.com

Sesepuh Pro Pemerintah Afghanistan Dibunuh Taliban


KUNDUZ (voa-islam.com): Taliban menembak mati seorang sesepuh pro-pemerintah Afghanistan yang menolak pengaruh Taliban di sebuah provinsi wilayah utara dan akan menghadiri pertemuan perdamaian yang disponsori pemerintah, kata polisi, Senin.

Taliban melakukan gelombang pembunuhan dalam dua bulan terakhir dengan sasaran wakil wali kota Kandahar dan para pejabat lain menjelang ofensif yang direncanakan NATO di provinsi wilayah selatan itu.

Mohammad Uraz Zabet, seorang komandan yang menentang pendudukan Uni Sovyet atas negaranya pada 1980-an, dibunuh oleh Taliban di rumahnya di provinsi Faryab, kata deputi kepala kepolisian provinsi Mohammad Afzal Imamzada.

Dua tamu Zabet terluka dalam serangan itu, yang dilakukan oleh lima orang bersenjata yang naik sepeda-motor, kata Imamzada melalui telefon.

Zabet adalah salah seorang dari sekitar 1.300 tamu yang akan menghadiri pertemuan pada awal bulan depan di Kabul untuk membahas prospek perdamaian.

"Kami tahu penyerangnya adalah Taliban," kata Imamzada.

Meski umumnya aktif di wilayah-wilayan selatan dan timur, Taliban juga beroperasi di daerah-daerah kantung utara.

Taliban mengobarkan kekerasan berdarah di Kandahar dengan serangan-serangan dan pemboman serta pembunuhan pejabat pemerintah, keluarga dan kerabat mereka.

Taliban membunuh lebih dari selusin pejabat dan sesepuh suku dalam dua bulan terakhir.

Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.

Marinir AS memimpin 15.000 prajurit AS, NATO dan Afghanistan dalam Operasi Mushtarak yang bertujuan menumpas militan, yang diluncurkan menjelang fajar Sabtu (13/2) untuk membuka jalan agar pemerintah Afghanistan bisa mengendalikan lagi daerah Helmand.

Ofensif itu dikabarkan mendapat perlawanan sengit dari Taliban, yang melancarkan serangan-serangan dan memasang bom pada jalan, bangunan dan pohon.

Saat ini terdapat lebih dari 120.000 prajurit internasional, terutama dari AS, yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi pemberontakan yang dikobarkan Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berkekuatan lebih dari 84.000 prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan perlawanan Taliban dan sekutunya.

Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang lebih dari delapan tahun dengan pejuang Taliban, yang memperluas perlawanan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah-daerah yang sebelumnya damai.

Delapan tahun setelah penggulingan Taliban dari kekuasaan di Afghanistan, lebih dari 40 negara bersiap-siap menambah jumlah prajurit di Afghanistan hingga mencapai sekitar 150.000 orang dalam kurun waktu 18 bulan, dalam upaya baru memerangi perlawanan.

Sekitar 520 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban menyerang dengan penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bom rompi atau mobil untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.Hide all

[za/an]voa-islam.com

arrahmah;Al-Qaeda latih Mujahid Gaza Tuk Hadapi Israel

GAZA (Arrahmah.com) - Al-Qaeda Yaman baru-baru ini mengirimkan anggotanya ke Jalur Gaza untuk melatih mujahidin Gaza.  Mereka memberikan pelatihan membuat pesawat manual dan menggunakannya untuk melawan Israel di dekat perbatasan.  Pesawat tersebut dihidupkan dengan mesin mobil dan dapat digunakan untuk meluncurkan bom-bom ke Israel.
Sebuah dokumen dikirimkan ke Haaretz oleh kelompok Syiah di Yaman yang memerangi Al-Qaeda, dokumen jugs mengtakan terdapat kontak secara intensif antara Al-Qaeda dengan pejuang di Gaza.  Beberapa pejuang yang dikirimkan ke Gaza aktif dalam Tauhid dan Jihad.

Menurut dokumen, Sami al-Mutairi, warga Kuwait yang dihukum beberapa tahun lalu karena membunuh warga AS di Kuwait kini menjadi anggota Al-Qaeda dan memimpin operasi melawan Israel di Palestina.

Mutairi yang biasa menggunakan nama lain Abdallah al-Haj, dibebaskan dari penjara Kuwait pada 2007 silam.  Ia mengirimkan uang sekitar 850.000 USD untuk anggota Al-Qaeda di Jalur Gaza dengan kebangsaan Saudi, Abdullah al-Dusri yang ber[ura-pura menjadi turis untuk membawa uang tersebut via Mesir.

Masih menurut dokumen yang dikirimkan militan Syiah, uang tersebut diperkirakan untuk membeli senjata di Sinai untuk mujahidin Al-Qaeda di Jalur Gaza dan untuk membeli apartemen di Khan Younis dan Rafah dimana anggota mereka dapat bersembunyi.

Surat lainnya melaporkan bahwa anggota Tauhid dan Jihad telah memiliki 25 lulusan pembuat roket dan akan mengirimkan mereka ke Sinai dan Jalur Gaza.

Dokumen mengindikasikan bahwa Mutairi kini menjadi salah satu petinggi Al-Qaeda di Jazirah Arab ia meminta kelompok yang menamakan dirinya Brigade Abdullah Azzam agar menolong Al-Qaeda di Gaza karena mereka menghadapi musuh yang sama.

Surat lainnya mengatakan dukungan untuk kelompok di Gaza datang dari Somalia.  Tertulis bahwa Mukhtar Abu Mansour, anggota Al-Qaeda menawarkan bantuan pelatihan dan pendanaan. (haninmazaya/haaretz/arrahmah.com)

Senin, 24 Mei 2010

syuhada indonesia

NASEHAT DARI SEORANG DPO …………………

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا،  من يهده الله فلا مضل له ، ومن يُضلل فلا هادي له.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
أما بعد: فإن أصدق الحديث كتابُ الله ، وخيرَ الهدي هديُ محمد صلى الله عليه و سلم ، وشرَّ الأمور محدثاتها ، وكل محدثةٍ بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار.
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah  yang telah  memberikan kepada kita semua berbagai nikmat dan karunia, yang terbesar dan terutama adalah nikmat iman, Islam dan taqwa serta hidayah di atas jalan jihad fii sabiilillah, karena dengan nikmat-nikmat inilah Allah muliakan kaum muslimin dan menghinakan orang-orang kafir, Allah  muliakan para wali Nya dan Allah  rendahkan musuh-musuh Nya, maka beruntunglah bagi mereka yang teguh berada diatas jalan ini dan binasalah bagi mereka yang meninggalkannya.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada uswah kita, baginda Rosulullah Imam orang-orang bertaqwa dan komandan para mujahidin, yang telah menunaikan amanah dan menyampaikan risalah. Kita sadar bahwa kita adalah tentara-tentaranya yang siap mengemban risalahnya, walau waktu kita habis, harta kita terkuras dan nyawa kita hilang dari raga, demi meneruskan perjuangannya. Semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya kelak di hari akhir, juga keluarga beliau    dan seluruh para sahabat dan umatnya sampai akhir zaman.
Ikhwanunaal mujahidiin Rohimakumullah……Ini adalah risalah nasehat dari ana hamba Allah  yang lemah untuk antum semua para aktifis dan mujahidin khususnya, dan untuk kaum muslimin umumnya. Ana bukanlah orang yang alim dan terbaik dari antum semua, tetapi risalah ini ana buat dalam pelarian DPO sebagai bentuk tanashuh dan tadzkiroh bagi kita semua. Semoga kita bisa mengambil ibroh dari risalah ini, yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datang dari ana sebagai hamba Nya yang lemah dan penuh khilaf,ana memohon ampun kepada Allah dari semua salah  dan dosa.
Allah  berfirman :
Artinya :  “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr; 1-3).
Bersabda Nabi   :
اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا : ِلمَنْ ؟ قَالَ : ِللهِ, وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وِلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
Artinya : “Dien itu Nasehat. Kami bertanya: Bagi siapa? Beliau bersabda: “Bagi Allah, Kitabnya, Rosul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan bagi kaum muslimin pada umumnya”. (HR. Bukhori Muslim).
Ikhwan Fillah Rohimakumullah…..
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk selalu bertaqwa kepada Nya dan mati di atas taqwa ini
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (Qs, Ali Imron; 102).
Allah juga telah memerintahkan kita untuk meraih taqwa ini dengan jalan Jihad fii Sabiilillah, sebagaimana firman Nya :
Artinya ; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan menuju taqwa kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Qs, Al Maidah;35).
Ikhwaanunaal mujaahidiin Rohimakumullah……………..
Setelah peristiwa ‘amaliyah istisyhadiyah WTC yang penuh berkah maka dunia saat ini terbagi menjadi dua kelompok, pertama mereka yang ikut dan mendukung kebijakan amerika dan kedua adalah mereka yang disebut teroris (baca:mujahidin) oleh amerika, hal ini sebagaimana ditegaskan oleh george war bush 6 hari pasca peristiwa WTC, ini adalah cruisade (perang salib), dan dengan congkak dia mengatakan pula, ikut kami atau mereka para teroris (baca:mujahidin)!!?
Artinya ; “…Sungguh telah nyata kebencian pada mulut-mulut mereka dan permusuhan yang tersembunyi didalam dada mereka jauh lebih besar…” ( Qs, Ali Imron; 118)

Mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon La’natullahi ‘alaihi pernah ditanya oleh wartawan tentang batas wilayah negara Israel, maka dengan sombong dia menjawab bahwa batas wilayah negaranya adalah sepanjang kaki-kaki militernya mampu mencengkramkan kuku-kukunya. Dia berani ucapkan ini karena salah satu.keyakinan orang-orang yahudi yang bersumber dari kitab mereka (Talmud) adalah bahwa batas wilayah negara Israel raya adalah terbentang dari semenjak aliran sungai Nil di Mesir sampai sungai Eufrat di Irak, hampir seluruh timur tengah mereka klaim sebagai wilayah mereka, bukan hanya Palestina. Maka segala upaya mereka lakukan, bekerjasama dengan amerika untuk merealisasikan terwujudnya Negara Israel raya ini. Jadi pepesan kosong saja bicara perjanjian damai dan gencatan senjata, karena yang ada dalam benak mereka adalah perang dalam rangka mewujudkan “misi suci” berdirinya negara Israel raya.
Artinya : “…mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup…” ( Qs, Al Baqoroh; 217).
Ikhwan Fillah Rohimakumullah…….Inilah realita dunia yang terjadi sekarang ini perang antara mujahidin dengan amerika dan antek-antek boneka sekutunya, maka masuk dalam barisan manakah antum semuanya?
Artinya : “ Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (Qs, An Nisaa’;76).
Oleh karena itu  ikhwan sekalian marilah kuatkan azam kita, teguhkan prinsip kita, satukan barisan kita, jangan sampai kita lemah menghadapi musuh-musuh Allah,  jangan sampai dunia mematikan hati kita dan memalingkan kita dari jalan jihad ini, sehingga menjadi hina diri kita. Ketahuilah ikhwah sekalian… Materi keduniaan dan kemewahan (apalagi fasilitas dari thoghut) adalah perkara yang mematikan hati, melemahkan mental mujahidin, sehingga mereka lemah dalam menghadapi tipu daya musuh, takut menghadapi ujian di jalan ini dan meninggalkan jihad fii Sabiilillah. Bahkan ada yang berbalik menjadi penggembos jihad dan para mujahidin, melemahkan kaum muslimin serta menjadi penolong musuh-musuh Allah.  Telah bersabda Rosulullah   :
إذا تبايعتم بالعينة وأمسكتم بأذناب البقراني, ورضيتم بالزرع,  وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى تراجعوا دينكم
Artinya : “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (riba), kalian telah memegangi ekor-ekor sapi dan kalian senang dengan perkebunan dan kalian meninggalkan jihad niscaya Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang mana kehinaan itu tidak akan dicabut dari kalian sampai kalian kembali kepada Agama kalian.” ( HR. Abu Daud. Shohih Al Jami’ Ash Shoghir, no. 324)        .

Ketahuilah ikhwah sekalian….. jika antum sibuk dalam bisnis dan perniagaan, begitu pula hanya sibuk dalam kegiatan dakwah dan tarbiyah saja, tidak pernah terjun lagi dalam medan jihad, tidak lagi mengamalkan ilmu askari, tidak lagi I’dad dan tidak pernah lagi memikirkan bagaimana cara menghancurkan musuh-musuh Allah, semua hal ini lah yang menyebabkan hati kita mati, mental kita lemah dan menjadi pengecut, takut menghadapi musuh-musuh Allah dan konsekwensi lainnya ketika kita istiqomah di atas jalan jihad ini. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdullah Azzam dalam risalah nasehat beliau kepada para aktifis dakwah : “Tiada nilainya kalian kecuali jika kalian memanggul senjata kalian, untuk membabat para  thoghut dan orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang yang mengira bahwa Islam ini bisa menang tanpa jihad dan perang, tanpa pertumpahan darah dan serpihan-serpihan daging mereka, sebenarnya mereka itu dalam kekaburan dan tidak memahami tabiat dari Diin Islam ini, sesungguhnya wibawa para juru dakwah, kekuatan dakwah dan kejayaan kaum muslimin itu tidak bakal terwujud tanpa perang”.  Bersabda Rosulullah :                                                                            
وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ قُلُوبِ أَعْدَاءِكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ قَالُوا وَمَا الْوَهْنُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. وَفِي رِوَايَةٍ كَرَاهِيَةُ الْقِتَالِ
Artinya :…“ Dan benar-benar Alloh akan mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan melemparkan penyakit wahn ke dalam hati kalian !” Para shahabat bertanya : “Apakah penyakit wahn itu ya Rosul Alloh!” Beliau menjawab : “ Cinta dunia dan benci dengan kematian “.       Dalam riwayat lain, “ …benci dengan peperangan. “ (HR, Abu Daud dan Ahmad dari shahabat Tsauban ).
Allah berfirman :
فَقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ لاَ تُكَلَّفُ إِلاَّ نَفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَسَى اللهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاللهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَاَشَدُّ تَنْكِيْلاً
Artinya : “ Maka berperanglah kamu pada jalan Alloh, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Alloh menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Alloh amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya) “. (QS. An Nisa’ :84).
Dalam redaksi yang lain syekh Abdullah Azzam  mengatakan :
“ Wahai kalian, orang-orang yang telah bergelut di medan da’wah, wahai kalian yang telah menetapi ambisi yang agung, janganlah kalian merasa ragu untuk mempersembahkan darah kalian demi Dien ini. Jika kalian benar dan tulus, maka persembahkanlah darah dan jiwa kalian kepada Allah Rabbul ‘alamin yang telah mengamanatkannya kepada kalian dan kemudian membelinya dari kalian” :
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (Qs. At-Taubah : 111).
Ibnu Katsir telah menyebutkan dalam tafsirnya bahwa ini adalah ayat bai’at antara orang-orang beriman kepada Allah, bai’at mati untuk berperang di jalan Allah. Inilah janji kita kepada Allah.
Komandan Abu Mush’ab Al Zarqowi pernah menasehati kita, sebagaimana disebutkan dalam risalah nasehat beliau kepada para da’i dan pemuda Islam :
“ Wahai ulama umat, wahai para dai, wahai para pemuda Islam…

Bertakwalah kalian kepada Allah, bertakwalah kalian semua kepada Allah dan kejarlah apa yang selama ini hilang dari kalian; sungguh, jaminan keselamatan itu hanya ada pada pedang…
Lihatlah, musuh-musuh syariat Islam ada di tengah-tengah kalian, maka seranglah mereka. Dan berikanlah bantuan kalian kepada ikhwan-ikhwan kalian dengan memberikan semahal dan seberharga mungkin dari apa yang kalian miliki, sebelum sejarah nanti menggunjing kalian. Ya, sebelum sejarah menggunjing kalian, sebelum ‘pasar’ ini berlalu, dan orang yang beruntung akan pergi membawa keberuntungan sedangkan yang merugi akan merugi.”
Berkata seorang penyair :

إِذَا كَانَتِ النُّفُوسُ كِبَارًا

تَعِبَتْ مِنْ مُرَادِهَا اْلأَجْسَامِ
Jika memang jiwa itu  besar
Tentu badan itu akan bersusah payahlah untuk memenuhi cita-citanya
كَيْفَ الْقَرَارُ وَكَيْفَ يَهْدَأُ مُسْلِمٌ
وَالْمُسْلِمَاتُ مَعَ الْعَدُوِّ الْمُعْتَدِي
Bagaimana tetap tinggal diam, dan bagaimana seorang muslim bisa tenang …
kaum muslimat sedang bersama musuh yang kejam
Semoga Allah  merahmati orang yang telah mengucapkan kalimat berikut :
“ Wahai orang yang ingin meminang bidadari surga tetapi tidak memiliki ‘sepeser’ pun semangat, jangan Anda bermimpi, jangan Anda bermimpi! Telah sirna manisnya masa muda dan yang tersisa tinggallah pahitnya penyesalan. “
Ketahuilah ikhwan sekalian, begitu banyak sekarang ini para aktifis, bahkan sebagian mereka pernah berjihad diberbagai bumi Jihad, gelar “alumni” sudah mereka raih, tetapi karena mereka disibukkan dengan perniagaan, dakwah dan tarbiyah saja, lalu mereka meninggalkan Jihad fii Sabiilillah. Bahkan banyak yang lalu terjatuh dalam perbuatan dosa dan maksiat lainnya, dengan mengatas namakan tahdzir lalu mereka sibuk menggunjing saudaranya sesama muslim, ghibah, fitnah, menuduh si A jasus, mengatakan si B sudah keluar dari jama’ah maka harus dijauhkan, jihadnya si fulan terburu-buru, tanpa ilmu cuma semangat saja, dan berbagai ungkapan-ungkapan negatif lainnya. Ini menimpa para alumni, bahkan ada diantaranya yang sadar atau tidak sadar telah menjadi Bani Abas ( anak buah Nasir Abas), lalu bagaimana gerangan dengan mereka yang belum pernah berjihad, terutama dari kalangan Irja’(salafi), juga mereka yang beraqidah demokrasi dan semisalnya seperti Sabili group yang “pandai” bicara, mungkin mereka belum pernah ke bumi Jihad dan ke front memanggul senjata, menembak orang-orang kafir, kemudian mereka banyak omong mendiskreditkan para mujahidin dan amal jihad yang mereka lakukan serta mentahdzir mereka…!!
Ya akhi…mereka telah beramal, telah berusaha berjihad melawan amerika dan antek-anteknya para thoghut dan murtadin, mereka telah berupaya. Bagaimana dengan kita, apa yang telah kita perbuat?? Yang katanya alim dan lebih berilmu kemudian kita banyak bicara, padahal banyak diantara kita yang tidak tahu dengan peristiwa sebenarnya (seperti peristiwa Jihad Aceh dan tandzhim al Qoidah Aceh), tapi mereka pandai menilai. Ini kemaksiatan akhi, yang menyebabkan hati kita mati dan mental kita lemah. Ya akhi, mereka sudah tunjukan dengan amal mereka tidak dengan banyak bicara saja….
Artinya : Dan Katakanlah: “Beramallah kalian, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amal perbuatan kalian itu, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.” (Qs. At Taubah ; 105).
Terhadap orang-orang munafik yang tidak mau berjihad bahkan menggembosi dan mengejek kaum muslimin  yang berjihad, Allah menjelaskan bahwa pembuktian kebenaran iman mereka dengan amal, kalau memang mereka benar imannya, buktikan dengan amal!! Amal apa?? Tidak lain, Jihad fii Sabiililah amal yang paling dibenci para munafiqin, sebagaimana firman Nya dalam gugusan ayat-ayat suroh at Taubah yang menjelaskan tentang prilaku orang-orang munafiq:
Artinya :  Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan ‘uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan ‘uzur; Kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) Sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada Kami beritamu yang sebenarnya. dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat amalmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( Qs. At Taubah; 94).
Ikhwah Fillah yang ana cintai….. Kejarlah kematian, niscaya kalian akan dikaruniai kehidupan. Janganlah kalian terpedaya oleh angan-angan duniawi, dan janganlah tertipu oleh apapun dan siapapun dalam mentaati Alloh. Janganlah kalian tertipu dengan berita dan opini yang ada, janganlah kalian terbuai dengan fasilitas dan kemewahan, dan janganlah kalian terbuai hanya terpaku dengan tashfiyah dan tarbiyah saja. Memang, seorang mujahid tidak boleh dan tidak pernah meremehkan perkara dakwah dan tarbiyah, tetapi ingatlah kesibukan kalian hanya dalam masalah ini saja dan dalam urusan-urusan lain yang membuai hati, jangan sampai melupakan kalian dari masalah-masalah yang besar dan agung serta kewajiban yang lebih utama dalam meninggikan kalimat Allah.
وتودون أن غير ذات الشوكة تكون لكم…
“..…dan kalian hanyalah menginginkan bahwa yang tanpa senjatalah yang akan kalian hadapi…..” (QS. Al Anfal; 7).
Tidak mungkin ya Akhi…..Sekarang orang-orang kafir telah mengarahkan senjatanya terhadap kaum muslimin, diberbagai tempat kaum muslimin diperangi, kehormatan mereka dinodai dan syariat Islam mereka cabut sampai ke akar-akarnya, bahkan dinegeri yang mayoritas muslim pun tidak ada lagi syari’at Islam yang memayungi mereka, yang ada hukum thoghut buatan manusia. Inilah peperangan yang sebenarnya, karena Islam, mereka memerangi bukan karena Usamah bin Laden sebagai Qo’id terdepan dalam perang secara langsung terhadap amerika dan antek-anteknya, bukan pula karena Al Qoidah, Tholiban dan yang lainnya, tetapi karena Islam, mereka memerangi Islam, mereka tidak ingin Islam dan kaum muslimin kembali jaya.

Artinya : “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” ( QS. Al Baqoroh; 120).
Artinya : “ Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,” (QS. Al Buruj; 8).
Artinya : “…dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan logistikmu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. (QS. An Nisaa’;102).
Ikhwah Fillah rohimanii wa Rohimakumullah…..Sesungguhnya mencari-cari alasan untuk tidak berangkat berjihad dengan alasan yang bermacam-macam itu akan mengotori jiwa. Karena merelakan diri untuk tidak berperang fii sabilillah merupakan sendau gurau dan main-main bahkan mempermainkan diin (agama) Alloh, Sesungguhnya mencari-cari alasan dengan angan-angan duniawi tanpa melakukan i’daad (mempersiapkan kekuatan) adalah kondisi jiwa yang kerdil yang tidak mempunyai semangat untuk mencapai puncak gunung. Ingatkah antum akan nasehat Abdullah bin Mubarok  kepada shahabatnya Fudhail bin ‘Iyadh :

يَاعَابِدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أَبْصَرْتَنَا

لَعَلِمْتَ أَنَّكَ بِالْعِبَادَةِ تَلْعَبُ
مَنْ كَانَ يَخْضِبُ خَدَّهُ بِدُمُوعِهِ
فَنُحُورُنَا بِدِمَائِنَا تَتَخَضَّبُ
Wahai orang yang beribadah di dua masjid harom, seandainya engkau melihat kami …
Tentu  engkau akan mengerti bahwa engkau dalam beribadah itu hanya bermain-main …
Kalau orang pipinya berlinangan air mata …
Maka sesungguhnya leher kami berlumuran dengan darah …
Ikhwah Fillah…..Inilah pendapat seorang yang ahli fiqih, ahli hadits dan sekaligus mujahid (yaitu ‘Abdulloh bin Mubaarok )  tentang orang yang duduk-duduk bersanding dengan Masjidil Harom, beribadah di dalamnya, sedang pada saat yang sama kesucian Islam dilecehkan, darah kaum muslimin ditumpahkan, para wali Nya diperangi dan dipenjara, kehormatan mereka diinjak-injak dan dihinakan serta Diin (agama) Alloh dicabut sampai akar-akarnya! beliau berpendapat,  “…. itu adalah bermain-main dengan Diin (Agama) Alloh …. “.
Ya Akhi…..jangan antum merasa cukup karena pernah berjihad di Afghonistan, Moro, Ambon, Poso dan tempat lainnya, jangan antum merasa cukup karena sudah bergelar alumni, kemudian sekarang antum diam dan mundur ke belakang. Ketahuilah, kewajiban Jihad ini terbebani sampai kita mati, berdosa kita meninggalkannya, selama masih ada kesyirikan dan kekafiran maka wajib bagi kita untuk berjihad sampai diin ini semata-mata untuk Allah.
Artinya : “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (QS, Al Anfal; 39).
Al Qurthubi menyebutkan dalam tafsirnya 2/253, dari Ibnu Abbas dan As Suddi  bahwa yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat ini adalah kemusyrikan dan kekafiran. ( disebutkan pula dalam Misbahul Munir, Mukhtashor Tafsir Ibnu Katsir).
Kepada para ikhwan mujahidin Hafidzokumullah, yang sudah bebas dari penjara thoghut………….
Bagaimana kabar antum sekalian wahai para ikhwah mujahidin yang sudah keluar dari penjara thoghut? Semoga antum semua dalam kebaikan dan keistiqomahan. Sebagaimana firman Allah:
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 31).
Dalam menerangkan ayat ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata tentang istiqomah:
اِسْتَقَامُوا عَلىَ مَحَبَّةِ اللهِ وَعَلَى عِبَادَتِهِ وَلاَ يَلْتَفِتُوا مِنْهُ يَمِيْنَةً وَلاَ يَسْرَةً
Teguh (tegar) diatas kecintaan kepada Allah dan diatas ibadah kepada-Nya, dan tidak menoleh (berpaling) ke kanan dan ke kiri”.
Itulah hakikat Istiqomah yang benar. Semoga kita semua tetap istiqomah di jalan fie sabilillah ini walau pun kita sudah dipenjara dan mengalami berbagai macam siksaan dari thoghut. Penjara bukanlah pengakhir dari ibadah kita fie sabillah, akan tetapi penjara adalah titik tolak awal untuk melangkah lagi dalam perjalanan fie sabilillah demi menggapai salah satu dari dua kebaikan “Kemenangan atau Kesyahidan”. Karena dengan inilah Allah akan mengetahui orang-orang yang benar dan dusta imannya. Sebagaimana firman Allah:


Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami Telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al Angkabut: 2-3)
Dan Allah berfirman:
Artinya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imron: 142).
Dan Allah berfirman :
Artinya : “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS. Al Baqoroh; 214).
Maka jika kita berhenti dari jalan fii Sabilillah ini setelah keluar dari penjara, maka ini sama saja kita telah berhenti untuk berjalan menuju Jannah. Bukankah begitu akhi?
Ikhwah fillah yang ana cintai …
Kita pernah sama-sama merasakan pahitnya hidup dibawah cengkraman thoghut, kita telah sama-sama merasakan sakitnya disiksa oleh thoghut, dan kita telah sama-sama mengalami suasana tegang saat diinterogasi thoghut, kita pernah sama-sama mengalami pengapnya dan sempitnya hidup di dalam sel terali besi thoghut. Bahkan sampai sekarangpun masih banyak ikhwan-ikhwan kita yang masih di uji dengan penjara ini. Kita telah sama-sama merasakan perasaan tertekan, takut dan bahkan hampir-hampir murtad dari Dien ini lantaran menghadapi ujian ini. Memang … ana pun merasakan ujian ini cukuplah berat dan sakit. Yang terkadang menjadikan hati kita lemah dan loyo. Belum lagi dengan keluarga yang kita tinggalkan, semakin besar ujian ini. Setelah keluar dari penjarapun kita dapati ujian lainnya; masalah ekonomi, dijauhi ikhwan-ikhwan yang lain, dianggap sudah kotor dan tidak bisa dipercaya lagi serta ujian-ujian lainnya. Tapi akhi, haruskah kita berhenti dari jalan ini??! Dan riil memang ada diantara para ikhwan setelah keluar dari penjara lalu jadi antho (anshor thoghut) dan Bani Abas (anak buah Nasir Abas). Haruskah seperti mereka akhi??! Haruskah kita berhenti dari jalan Jihad fii Sabiilillah?? Tidak akhi, istiqomahlah! Telah panjang perjalanan yang kita sudah lalui, telah banyak amal yang telah kita kerjakan. Masih ingatkah antum ketika kita amaliyah bersama di front jihad Ambon, di Poso dan tempat lainnya? Masih ingatkah antum ketika kita terombang-ambing dilautan dan kelelahan melintasi pegunungan dalam rangka menyongsong kematian? Masih ingatkah antum ketika kita bersama mengatur strategi untuk menghancurkan markas obet dan sundalaw? Jujur akhi, ana menangis ketika menulis ini teringat memori masa lalu kita dibumi Jihad. Telah panjang perjalanan yang kita sudah tempuh, begitu indah cerita Jihad kita ini. Istiqomahlah akhi! Jangan sampai kita berhenti dari jalan ini dan kembali ke belakang, jangan sampai amal kita habis terhapus karena faktor materi duniawi, jangan sampai aqidah kita tergadaikan, jangan sampai tauhid kita rusak akhi!
Artinya : Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu berbuat syirk (rusak tauhidnya-pen), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Az Zummar; 65).
Di Cipinang dulu, dalam kajian via hp, Ust.Mukhlash pernah menasehati dengan menyitir kesimpulan yang diambil dari nasehat Syeikh Al Maqdisi hafidzohullah: “Orang yang dipenjara itu akan terbentuk menjadi tiga kelompok:
Pertama: Orang yang tetap istiqomah dan semakin kuat imannya dengan ujian ini. Dan ia akan melanjutkan jihad fie sabilillah setelah ia bebas nanti
Kedua: Orang yang futur (loyo/patah semangat) untuk berjihad kembali. Karena takut ujian ini menimpanya kembali
Ketiga: Orang yang murtad karena menjadi Anshorut Thoghut (Antek-antek Thoghut) dan berbalik memusuhi jihad dan mujahidin.
Wallahu a’lam bish showab kita termasuk dalam kelompok yang mana? Yang mengetahui jawabannya adalah kita sendiri setelah Allah. Bukankah begitu akhi? Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang pertama. Amin Ya Robbal’alamin.
Ikhwan Fillah Rohimakumullah……
Abu Bakar Ash Shiddiq pernah menasehati :
اُطْلُبُوا الْمَوْتَ تُوْهَبْ لَكَ الْحَيَاةُ
“Carilah kematian! niscaya akan engkau dapatkan kehidupan”.
Kematian adalah sesuatu yang pasti datangnya, kita tidak tahu kapan kematian datang menghampiri kita, setiap saat maut mengintai. Oleh karena itu persiapkanlah bekal, jangan sampai ketika kematian datang kita dalam keadaan bermaksiat kepada Allah, Na’udzu Billah min dzalika. Bukan kematian yang kita takuti, tetapi kita takut mati dalam keadaan ingkar kepada Allah dan Rosul Nya, dalam keadaan rusak aqidahnya dan meninggalkan Jihad fii Sabiililah serta menggembosi Jihad dan mujahidiin. Kalau seperti ini adalah mati su’ul khotimah, hati-hati akhi jangan sampai kita termasuk di dalamnya. Kita berharap mati dengan Husnul khotimah, mati sebagai syahid sehingga insya Allah kita bisa meraih apa yang telah Allah dan Rosul Nya janjikan. Allah  berfirman :
Artinya : “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imron : 169-171).
Telah bersabda Rosulullah :
إِنَّ لِلشَّهِيْدِ عِنْدَ اللهِ سِتَّ خِصَالٍ : أَنْ يَغْفِرَ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِّهِ, وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ, وَيُحَلَّى حُلَّةَ اْلإِيْمَانِ, وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُورِ الْعِيْنِ, وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ, وَيَأْمَنُ مِن الْفَزَعِ اْلأَكْبَرِ, وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ اَلْيَاقُوتَةُ مِنْهُ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فيها, وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِيْنِ, وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِيْنَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ
Artinya : “Sesungguhnya bagi orang yang syahid mendapatkan enam bagian (keutamaan): Diampuni dosanya sejak tetes darah pertama, diperlihatkan tempat duduknya di Jannah, Dihiasi dengan perhiasan Iman, Dinikahkan dengan Bidadari, dihindarkan dari adzab kubur, selamat dari goncangan yang dahsyat, dipakaikan mahkota di atas kepalanya dari Al Yaqut yang lebih baik dari dunia dan seisinya, dan memberi syafaat tujuh puluh kerabatnya”. (HR. Ahmad, At Turmudzi, At-Thobroni dan Ibnu Majah dengan lafazh berbeda).
Rosulullah sendiri  berkeinginan agar terbunuh beberapa kali di jalan Allah :
وَلَوَدِدْتُ أَنْ أُقْتَلَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ
Artinya : “Sungguh, aku benar-benar berandai-andai jika untuk terbunuh di jalan Alloh, kemudian dihidupkan lagi, ke-mudian terbunuh lagi, kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh lagi.” (Muttafaqun’alaih).
Dalam Shohih Bukhori Muslim dari Anas bin Malik ia berkata: Ketika Harom bin Milhan ditikam pada peristiwa Bi’ru Ma‘unah –Harom adalah paman daripada Anas—, ia melumurkan darahnya di wajah dan kepalanya sembari mengucapkan: “Fuztu wa robbil Ka‘bah…!” (Demi robb pemilik Ka‘bah, aku telah menang).
Coba akhi antum renungkan, bagaimana mungkin orang yang melihat kematian berada di depan matanya bersumpah bahwa ia telah menang kalau bukan karena ia telah mencium bau surga?
Ikhwan Fillah yang ana cintai…… Tidak mungkin kita bisa meraih keutamaan ini tanpa amal Jihad fii Sabiilillah, tidak mungkin kita meraih kemenangan tanpa terbunuh di jalan Allah, tidak mungkin Allah memberi rezki sebagai syahid kalau kita cuma duduk-duduk saja.      Inilah nasehat Kholid Al Islambuli sebelum beliau dieksekusi mati :
كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ الْحَيَاةَ طَرِيْقًا إِلَى الْمَوْتِ وَأَنَا اخْتَرْتُ الْمَوْتَ طَرِيْقًا إِلَى الْحَيَاةِ
“Kebanyakan manusia menjadikan kehidupan sebagai jalan menuju kematian. Sementara aku menjadikan kematian sebagai jalan menuju kehidupan”.

Semoga Alloh merahmati Ibnu Hazm ketika beliau mengatakan :
Cita-citaku di dunia adalah menyebarkan ilmu
Aku sebarkan di setiap lembah dan perkam-pungan
Menyeru kepada Al-Quran dan sunnah
Yang orang-orang sengaja melupakannya dalam khutbah-khutbah
Dan aku akan wajibkan diriku menjadi mujahid di perbatasan musuh
Ketika suara mencekam datang, akulah yang pertama hampiri
Tuk jemput maut dalam keadaan maju pantang mundur
Mengguna pasak-pasak yang panjang dan palu yang mematikan
Berhadapan dengan orang-orang kafir di medan peperangan
Kematian termulia bagi pemuda adalah dibunuh orang kafir
Robbku, jangan matikan aku selain dengan cara ini
Dan jangan jadikan aku orang-orang yang menghuni liang kubur
Itulah Ibnu Hazm .…………
Disebutkan dalam sebuah sya’ir :
تَرْجُوا النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا إِنَّ السَّفِيْنَةَ لاَ تَجْرِي عَلَى الْيَبَسِ
“Kalian menginginkan kesuksesan, akan tetapi kalian tidak mau menempuh jalannya. (ketahuilah) bahwasanya kapal itu tidak akan mungkin dapat berlayar di atas pasir”. (Tercantum dalam Syu’abul Iman oleh Imam al-Bayhaqi).
تعددت الاسباب   والموت واحد
من لم يمت بالسيف   مات بغيره
” Begitu ragam sebabnya       tapi kematian satu hal yang pasti datangnya
Barang siapa yang tidak mati karena sebab pedang
Maka dia akan mati pula karena sebab yang lainnya.”

Saat akan dibunuh kafir Quraisy, shahabat Khubaib bin ‘Adi bersyair :
وَلَسْتُ أُبَالِي حِيْنَ أُقْتَلُ مُسْلِمًا عَلَى أَيِّ جَنْبٍ كَانَ فِي اللهِ مَصْرَعِيْ
وَذَلِكَ فِيْ ذَاتِ اْلإِلَهِ وَإِنْ يَشَأْ يُبَارِكْ عَلَى أَوْصَالِ شِلْوٍ مُمَزَّعِ

“Aku tiada peduli saat aku terbunuh sebagai seorang muslim
Dalam posisi apa pun, sungguh aku terjatuh karena Allah
Bagi Allah, jika Dia menghendaki
Dia akan memberkati setiap bagian tubuh yang terpisah.”
Ikhwan Fillah Rohimakumullah………
Sesungguhnya hakikat kemenangan adalah teguh di atas prinsip. Walaupun badan harus terpenjara, dan walaupun badan harus tertembus peluru timah panas musuh. Biar badan hancur bersimbah darah berkalang tanah, asal hati tetap teguh di atas prinsip. Prinsip itu tersimpulkan dalam kata-kata mutiara “HIDUP MULIA atau MATI SYAHID”.
Inilah amal Jihad generasi pendahulu kita, contoh dalam amal dan pengorbanan yang diberikan untuk generasi kita sekarang ini, sampai tetes darah terakhir mereka berikan untuk tegaknya kalimat Allah, untuk meraih dua kebaikan yakni kemenangan atau syahid di jalan Nya.
Semoga kita semua bisa menapaki jalan generasi pendahulu kita dan semoga Allah mengumpulkan kita bersama mereka dalam Jannah Nya. Kami juga memohon kepada Allah untuk menolong para mujahidin disemua tempat, menerima para syuhada yang gugur di jalan Nya, menaikan derajat mereka di surga, membebaskan para tahanan dan yang teraniaya, memelihara mereka yang terluka, menyembuhkan mereka yang sakit, melimpahkan keluarga mereka dengan segala ketentraman, dan memberikan mereka pahala yang setimpal. Dialah Dzat yang maha mendengar dan yang Maha Pemberi. Dan doa kami yang terakhir adalah segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta. Amin Yaa mujiibas saa’iliin.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ، وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَ انْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلاَمِ، وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَ جَنِّبْهُمُ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَ بَارِكْ لَهُمْ فِي أَسْمَاعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ مَا أَبْقَيْتَهُمْ، وَ اجْعَلْهُمْ شَاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِيْهَا، وَأَتْمِمْهَا عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ كِتَابَكَ وَ دِيْنَكَ وَ عِبَادَكَ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَأَظْهِرِ الْهُدَي وَ دِيْنَ الْحَقِّ الَّذِي بَعَثْتَ بِهِ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ، اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكُفَّارَ وَ الْمُنَافِقِيْنَ، الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَ يُبَدِّلُوْنَ دِيْنَكَ وَ يُعَادُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَللَّهُمَّ خَالِفْ كَلِمَتَهُمْ، وَشَتِّتْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِيْ تَدْبِيْرِهِمْ، وَأَدِرْ عَلَيْهِمْ دَائِرَةَ السَّوْءِ، اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَيُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ مُجْرِيَ السَّحَابِ، وَ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَهَازِمَ اَلأَحْزَابِ، اِهْزِمْهُمْ وَ زَلْزِلْهُمْ ، وَ انْصُرْنَا عَلَيْهِمْ، رَبَّنَا أَعِنَّا وَلاَ تُعِنْ عَلَيْنَا، وَ انْصُرْنَا وَلاَ تَنْصُرْ عَلَيْنَا، وَامْكُرْ لَنَا وَ لاَ تَمْكُرْ عَلَيْنَا، وَ اهْدِنَا وَ يَسِّرِ الْهُدَي لَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْنَا، رَبَّنَا اجْعَلْنَا لَكَ شَاكِرِيْنَ مُطَاوِعِيْنَ مُخْبِتِيْنَ أَوَّاهِيْنَ مُنِيْبِيْنَ، رَبَّنَا تَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا، وَاغْسِلْ حَوْبَتَنَا، وَثَبِّتْ حُجَّتَنَا، وَاهْدِ قُلُوْبَنَا، وَسَدِّدْ أَلْسِنَتَنَا، وَاسْلُلْ سَخَائِمَ صُدُوْرِنَا
“ Yaa Alloh, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, kaum muslimin dan muslimat, satukanlah hati mereka, perbaikilah hubungan mereka, menangkanlah mereka atas musuhMu dan musuh mereka, berilah petunjuk mereka kepada jalan-jalan keselamatan, dan keluarkanlah mereka dari kegelapan menuju cahaya, dan jauhkanlah mereka dari perbuatan-perbuatan keji yang lahir maupun yang batin, dan berkahilah pendengaran dan penglihatan mereka selama Engkau hidupkan mereka, dan jadikanlah mereka orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmatMu, memujiMu lantaran nikmat-nikmat tersebut, dan menerima nikmat-nikmat tersebut, dan sempurnakanlah nikmat-nikmat tersebut kepada mereka wahai Robb semesta alam. Yaa Alloh menangkanlah kitabMu, diin (agama) Mu dan hamba-hambaMu yang beriman, dan menangkanlah petunjuk dan diinul haqq (agama yang benar) yang Engkau turunkan melalui Nabi Kami Muhammad SAW di atas semua diin (agama). Yaa Alloh siksalah orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang menghalang-halangi dari jalanMu dan merubah diin (agama) Mu, dan memusuhi orang-orang beriman. Yaa Alloh cerai-beraikan kesepakatan mereka, perselisihkanlah hati mereka, dan jadikanlah kehancuran mereka pada usaha mereka, dan turunkanlah bencana kepada mereka. Yaa Alloh turunkanlah siksaanMu yang tidak ada yang bisa menolaknya dari orang-orang yang jahat. Yaa Alloh, yang menjalankan awan, yang menurunkan kitab, yang menghancurkan pasukan yang bersekutu, hancurkanlah mereka dan goncangkanlah mereka, dan menangkanlah kami atas mereka. Wahai Robb kami, tolonglah kami dan janganlah Engkau tolong orang yang memusuhi kami, menangkanlah kami dan jangan Engkau menangkan orang yang memusuhi kami, buatkanlah makar untuk membela kami dan jangan Engkau buatkan makar orang yang memusuhi kami, dan berilah petunjuk kepada kami, dan mudahkanlah kami dalam mendapatkan petunjuk, dan menangkanlah kami terhadap orang yang menganiaya kami. Wahai Robb kami, jadikanlah kami orang-orang yang bersyukur, taat, tunduk, banyak berdo’a dan banyak bertaubat kepadamu. Wahai Robb kami, terimalah taubat kami, sucikanlah dosa kami, kokohkanlah hujjah jami, berilah petunjuk hati kami, luruskanlah lidah-lidah kami dan cabutlah kedengkian yang ada di dalam dada-dada kami.”
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِا اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
BUMI ALLAH, 29-04-2010
HAMBA ALLAH YANG FAQIR :
ABU IKRIMAH AL-BASSAM AL-MATHLUBII